Makan Tanah Demi Kesehatan? Kenali Fakta di Balik Tren Geophagy!
oleh Mita Audin Fauziah, S.K.M
Halo, Sahabat Medina! 😊
Sahabat mungkin pernah mendengar tentang tren aneh yang disebut geophagy—ya, makan tanah! Kedengarannya tidak masuk akal, tapi ternyata praktik ini sudah ada sejak lama, dan belakangan ini kembali menjadi sorotan. Di beberapa budaya, makan tanah dianggap bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tertentu, terutama zat besi. Tapi, apakah benar tanah bisa dikonsumsi, dan aman untuk kesehatan?
Apa Itu Geophagy?
Geophagy adalah kebiasaan memakan tanah atau zat dari bumi seperti tanah liat. Meski terdengar ekstrem, praktik ini sebenarnya sudah ada di berbagai budaya di dunia selama ribuan tahun, terutama di Afrika dan Asia Selatan. Beberapa orang percaya bahwa tanah mengandung mineral yang bermanfaat bagi tubuh, seperti zat besi dan kalsium. Di kalangan ibu hamil, misalnya, ada yang mengonsumsi tanah untuk mengatasi mual atau kekurangan mineral.
Tren ini kembali viral di media sosial, dan sebagian orang tertarik mencobanya karena dianggap sebagai cara alami untuk mendapatkan nutrisi tambahan. Tapi, apakah benar tanah bisa menjadi sumber nutrisi? Dan lebih penting lagi, apakah aman?
Bahaya di Balik Geophagy
Sebelum kamu mencoba tren yang terdengar eksotis ini, penting untuk tahu bahwa ada risiko kesehatan yang cukup besar di balik geophagy. Tanah bukanlah bahan makanan yang aman dikonsumsi. Berikut beberapa bahaya yang mungkin timbul:
-
Kontaminasi Bakteri dan Parasit
Tanah bisa mengandung berbagai mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, parasit, dan telur cacing. Mengonsumsi tanah yang terkontaminasi bisa menyebabkan infeksi pencernaan yang serius. -
Logam Berat
Tanah bisa tercemar oleh logam berat seperti timbal atau merkuri. Jika logam ini masuk ke tubuh, bisa berdampak buruk pada kesehatan organ-organ vital, termasuk hati dan ginjal. -
Kerusakan Sistem Pencernaan
Makan tanah bisa merusak sistem pencernaan karena teksturnya yang kasar. Ini bisa menyebabkan luka di saluran pencernaan dan bahkan obstruksi usus jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Meskipun ada klaim bahwa tanah mengandung mineral tertentu, kenyataannya masih belum ada penelitian medis yang mendukung geophagy sebagai cara aman dan efektif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Kenapa Geophagy Kembali Populer?
Geophagy menjadi tren di media sosial karena beberapa orang membagikan pengalaman mereka yang mengklaim bahwa praktik ini bisa mengatasi masalah kesehatan tertentu, terutama kekurangan zat besi. Sayangnya, ini adalah mitos yang belum terbukti. Jika kamu merasa kekurangan nutrisi, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan suplemen atau makanan yang sesuai, bukan dengan mengonsumsi tanah.
Jika kamu atau orang di sekitarmu tertarik mencoba tren ini, lebih baik berhati-hati dan konsultasikan dulu dengan ahli kesehatan. Untuk pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, kamu bisa datang ke Rumah Sakit Medina. Jangan lupa, bagikan artikel ini agar teman-temanmu juga mendapatkan informasi yang benar tentang tren geophagy dan bisa menjaga kesehatannya dengan baik!
𝗥𝗦 Medina
"Sehatmu, Semangat Kerjaku"
🏥 Jl. Raya Wanaraja No. 500, Garut ☎️ (0264) 2448808
#medina #rumahsakit #rumahsakitmedina #rsmedina #PKRSMedina #medinahospital #preventif #promotif #Geophagy #TrenKesehatan #KesehatanPencernaan #RumahSakitMedina #CekKesehatan